Sabtu, 09 Oktober 2010

Tips Menentukan Tempat untuk Usaha Kecil (kios) atau Kaki Lima

Tips Menentukan Tempat untuk Usaha Kecil (Kios) atau Kaki Lima
Jangan menganggap tempat tidak menentukan kemajuan suatu usaha, tidak hanya promosi yang penting, posisi tempat usaha yang baik bisa menjaring pengunjung spontan yang dapat dengan mudah melihat keberadaan usaha kita. Kita harus bisa bersikap atau merasakan apa yang dirasakan oleh calon pengunjung, bidang pandangnya, moodnya atau konsentrasinya. Kios-kios kecil atau kaki lima (lapak) jangan dipandang sebelah mata. Pernahkah kita berfikir dari segmen inilah banyak orang yang menjadi kaya, tentu saja dengan tempat strategis dan pengembangan usaha. Contohnya waralaba yang kian menjamur di indonesia, es teh, gorengan krispi, atau roti-roti mini. Berikut ini tips memilih tempat yang baik untuk usaha berupa kios ataupun kaki lima:
Pertama, usahakan kita membuka usaha di sisi kiri jalan dari target pasar kita. Tips ini sangat berguna pada jalan-jalan yang hanya memiliki satu arah. Misalkan target pasar bubaran pabrik yang cenderung satu arah. Alasan pemilihan tempat ini yaitu pengguna jalan akan lebih mudah melihat usaha kita dengan tidak sengaja (scanning refleks). Pengguna jalan dalam kecepatan tinggi memiliki bidang pandang lebih besar ke sisi kiri jalan daripada kanan jalan (budaya indonesia melintas di lajur kiri).
Kedua, hindari membuka tempat usaha di kawasan macet. Pertimbangan alasan ini yaitu pada mood calon pengunjung yang dapat berubah sewaktu-waktu bila menghadapi sulit menepi atau menyalip. Pada kawasan ini pengguna jalan cenderung berkonsentrasi untuk keluar dari kemacetan sehingga akan mengabaikan keadaan sekelilingnya, terlebih bila usaha kita bukan tujuan mereka dan akan kecil kemungkinan mengunjungi dengan spontan.
Ketiga, hindari membuka usaha di pertengahan jarak. Maksudnya bila kita naik angkutan umum kita cenderung tidak berhenti pada jarak setengah dari ongkos kita, toh bayarnyapun akan sama saja. Calon pengunjung akan lebih memilih turun di jarak maksimal pada ongkos yang sama, dan ternyata pada jarak maksimal itu telah berkumpul beragam usaha, contohnya terminal, disekitarnya ada pasar, swalayan atau komplek pertokoan.
Keempat, hindari membuka usaha di jalur cepat. Maksud jalur cepat ini bukan berarti tol tapi kebiasaan pengguna jalan mempercepat kendaraannya seperti jalan yang luas, rata tidak ada lubang dan polisi tidur, atau jalanan yang menurun. Pada kawasan ini pengguna jalan akan berkonsentrasi pada jalan karena harus mengendalikan kendaraan dan kecepatannya. kalaupun pengguna jalan melihat usaha kita, toh sudah terlewat saat mereka menyadarinya. Berani dipastikan hanya 5% yang akan mampir ke tempat usaha kita.
Kelima, cari tempat usaha yang menjorok keluar. Tentu saja menjorok ke luar ini dengan batas aman, jangan sampai malah membahayakan atau menggangu kenyamanan umun. Tempat yang menjorok keluar 1-1,5 meter cukup membantu mendapatkan bidang pandang pengguna jalan dengan kata lain mudah terlihat.
Keenam, apabila alternatif terakhir (terpaksa) mendapat tempat yang menjorok ke dalam (misalkan di depan minimarket/swalayan yang memiliki tempat parkir), buka usaha kita di dekat pintu masuk atau di pojok sebelah kiri dari mini market tersebut. Membuka usaha di tempat ini memang mengandalkan ramai tidaknya minimarket. Membuka usaha di pojok kiri minimarket dimaksudkan untuk menjaring calon pembeli yang tidak bertujuan ke minimarket. Tempat ini akan mudah terlihat dari jalan karena sudut pandang pengguna jalan akan menangkap tempat usaha kita. Berbeda dengan sebelah kanan minimarket, pengguna jalan harus menoleh terlebih dahulu untuk melihat ke arah itu sehingga dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain. Tempat usaha sebelah kanan minimarket sangat kecil menjaring pengunjung spontan yang berasal dari jalan yang datang dari arah kiri.
Ketujuh, dianjurkan tempat usaha memiliki ruang kosong didepannya yang dapat berfungsi sebagai tempat parkir. Ruang kosong itu bisa berupa halaman dari tempat usaha itu sendiri atau sisi jalan, tentu saja yang tidak menggangu lalulintas jalan.
Kedelapan, hindari tempat usaha yang berhimpitan dengan badan jalan, terlebih jalannya kecil senantiasa padat lalulintasnya. Secara psikologis calon pengunjung enggan mampir karena takut mengganggu lalulintas atau merasa kendaraan yang diparkirnya kurang aman.
Kesembilan, hindari tempat usaha yang dipisahkan agak jauh dari jalan oleh selokan atau trotoar. Tips kesembilan ini akan sangat terasa apabila tempat usaha itu bukan komplek pertokoan dan kios. Calon pengunjung akan merasa kurang aman kendaraannya karena parkirnya jauh dari tempat usaha kita. Alasan kedua karena calon pengunjung ingin hemat energi (akses cepat) tanpa harus melewati selokan bau atau trotoar yang tinggi dulu untuk mencapai ke tempat usaha kita.
Kesepuluh, dianjurkan memilih tempat usaha yang datar dengan jalan (tidak lebih tinggi dari jalan). Tempat yang lebih tinggi secara psikologis merupakan hambatan dan membutuhkan energi yang lebih banyak untuk mencapainya, terlebih pengunjung secara tidak langsung merasa rendah dan tidak dihargai karena mereka datang dari tempat lebih rendah.
Kesebelas, dianjurkan memilih tempat usaha yang teduh. Tempat ini bisa di bawah pohon atau dibuatkan peneduh. Pengunjung akan nyaman, betah dan berlama-lama di tempat usaha kita, bahkan bisa jadi tempat yang teduh ini merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan ingin kembali lagi.

http://rachmatullah83.wordpress.com/2009/06/10/tips-menentukan-tempat-untuk-usaha-kecil-kios-atau-kaki-lima/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar